Refleksi Tahun 2022 Ala TutikAndarini

9 Januari 2023

Tak Terasa tahun 2022 telah terlewati.

Tahun yang penuh lika-liku.

Ada suka ada duka.

Ada salah ada belajar.

Ada mengakhiri ada memulai.

Aku tahu bahwa refleksi dan kontemplasi tak harus dilakukan di pergantian tahun masehi. Bahkan seharusnya refleksi dilakukan setiap hari. Namun, tak dipungkiri bahwa pergantian tahun masehi memang masih menjadi penanggalan umum sehingga lebih mudah digunakan untuk merekap memori, kejadian, dan hal lain selama 1 tahun.

Maka aku akan mencoba merefleksi dan mengambil hikmah dari perjalanan hidupku satu tahun ke belakang.

Aku yakin, setiap orang memiliki lahan perjuangannya sendiri-sendiri. Memiliki kesulitan dan kebahagian yang berbeda-beda. Pun aku.

Tahun ini, aku dihadapkan dengan berbagai kebahagian, kemudahan, serta kesulitan sekaligus peluang untuk jadi manusia yang lebih baik.

Dengan ijin Allah, aku belajar 2 hal di tahun ini.

1. Aku belajar lebih mengenal diri dan nyaman dengan diri sendiri.

2. Aku belajar untuk melepaskan. Aku belajar Let Go.

Mengenal diri sendiri dan nyaman dengan diri sendiri.

Mungkin akan banyak orang yang bertanya-tanya, mengapa umur sudah kepala 3 tapi baru mengenal diri sendiri?

Yaa, begitulah kenyataannya. Aku merasa paling nyaman dan mengenal diri sendiri baru akhir-akhir ini. Aku baru menyadari bahwa dulu aku adalah seseorang yang terlalu memikirkan orang lain. Bukan, bukannya tak baik memikirkan orang lain. Namun, dalam kasus ku, aku terlalu tak enakan untuk menolak orang atau kalau aku menolak akan ada rasa bersalah yang sangat besar di hati.

Tahun ini, aku mulai menata diri dan mulai memikirkan kebutuhanku sebelum kebutuhan dan keinginan orang lain. Dan belajar untuk menolak dengan cara yang baik tanpa merasa bersalah dan overthinking berlebihan. Aku juga belajar untuk memberi batasan. Di area mana aku mampu membantu orang lain dan di area mana aku tidak bisa.

 

Belajar Melepaskan. Belajar Let Go.

Perjalanan ku mengenal diri ini lah yang kemudian membawaku untuk belajar melepaskan. Melepaskan hal-hal yang selama ini aku anggap penting, namun bukan ranah kendaliku.

Sebagian orang yang tak enakan dan tak bisa menolak, yang kini sering disebut people pleaser sepertiku, akan merasa berhasil ketika diterima dan orang menganggap baik. Ya, butuh penerimaan dan validasi dari orang lain.

Ingin dianggap ibu sempurna, ingin dianggap anak dan menantu yang baik, ingin dianggap istri yang tanpa cela, dll.

Dan hidup menunggu penerimaan dan validasi dari orang lain seperti itu sungguh-sungguh melelahkan.

Kini aku menyadari tak mungkin semua orang bisa menerimaku. Aku juga menyadari aku tak mungkin bisa selalu membahagiaan semua orang.

Satu orang akan menganggap kita baik, orang lain akan menganggap kita jahat. Satu kelompok menganggap kita lembut, kelompok lain akan menganggap kita kasar.

Sebagai ibu, aku bisa membuat bahagia anak-anakku, tetapi ada kalanya aku juga membuat mereka kecewa dan sakit hati. Kadang aku bisa mengerti mereka, tetapi di lain waktu aku juga keliru menilai mereka.

Kenapa? Karena aku manusia.

Siapa aku bisa selalu membahagiakan dan mengerti orang lain, bahkan anakku sendiri. Pikiranku terbatas, jangkauan tanganku terbatas, pandanganku terbatas, perasaanku juga berganti-ganti, mustahil aku bisa menjangkau perasaan dan kebahagiaan anak-anakku setiap waktu.

Yang aku bisa lakukan adalah mendoakan anak-anak ketika jangkauanku tak bisa menggapai anak-anak. Ya, hanya Allah yang paling bisa menjaga dan mengerti anak-anak.

Pun saat aku menjalankan peran sebagai istri, anak, menantu, ataupun anggota masyarakat. Tak mungkin aku akan sempurna tanpa cela. Ada salah dan dosa yang pasti pernah aku perbuat.

Tak apa berbuat salah dan dosa selama kita mengakui dan belajar dari kesalahan tersebut. Berusaha untuk memperbaiki dan mencoba meminta maaf.

Tak apa-apa berbuat salah dan dosa karena aku manusia. Ya, manusia tempatnya salah dan dosa. Tapi sekali lagi, harus belajar dari kesalahan maupun dosa tersebut.

Salah? Belajar lagi.

Salah lagi? Belajar lagi.

Salah lagi? Belajar lagi dan lagi.

Membuat kecewa? Sadari, minta maaf, perbaiki.

Membuat kecewa lagi? Sadari, minta maaf, perbaiki lagi. Dst.

Saat aku mulai belajar dan sedikit demi sedikit menanamkan mindset tersebut, aku mulai menerima apapun yang orang bilang padaku.

Ya, paling tidak, anggapan orang terhadapku kini pengaruhnya berkurang. Jika dulu mempengaruhi ku sebesar 90%, kini mempengaruhiku 30-40% saja. Sebuah pencapaian yang cukup besar untukku.

Selama niatku baik dan tidak berniat jahat, tak apa aku dianggap ibu yang baik atau jahat, pantas atau tidak pantas mendidik, dianggap peduli atau cuek, dianggap orang baik atau jahat, dianggap lembut atau kasar, dan penilaian lain, itu tak mendefinisikan diriku secara keseluruhan. Dan penilaian orang lain tersebut diluar kendaliku.

Bagiku, perasaan ini membuatku lebih tenang dan lebih percaya diri serta lebih fokus pada diri sendiri dan hal-hal yang penting bagiku.

Tentu saja 2 hal di atas tak mudah aku lakukan, karena merubah kebiasaan yang sudah puluhan tahun aku yakini dan aku lakukan tentu tak semudah membalik telapak tangan.

Namun, aku menghargai setiap inci perubahan yang aku lakukan. Bagaimana pun aku telah berproses dan aku bangga.

Tentu saja perubahanku tak lepas dari dukungan orang-orang terdekatku. Dan Allah SWT, my Biggest Support System, Yang tak akan meninggalkanku dan terus mendidikku dengan segala macam hal yang terjadi dalam hidupku.

Terima Kasih Allah SWT,

Semoga tahun ini, Allah semakin mendidikku menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Dan semoga Allah memberiku kekuatan untuk mengubah sesuatu yang bisa aku ubah.

Memberiku kesabaran dan keikhlasan untuk menerima dan menghadapi sesuatu yang tidak bisa aku ubah.

Dan nemberiku kebijaksanaan untuk membedakan mana yang bisa aku ubah dan mana yang tidak bisa aku ubah.

Kudus, 3 Januari 2023

2 Komentar

  • endwijaya 9 Januari 2023pada06:53

    2023 lebih sabar, ikhlas dan bahagia ya ceu. peluk jauh.

    • tutikandarini 3 Maret 2023pada09:40

      Iya banget Say. Semangaaat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *