Jurnal Kegiatan: Membuat Donat

21 Oktober 2020

Anak-anak sangat suka donat. Selain cilok, donat adalah makanan yang sering keluarga kami buat. Bahkan setiap belanja bulanan tak lupa saya membeli terigu protein tinggi. Dan selalu sedia fermipan. Agar sewaktu-waktu anak ingin membuat donat atau bingung mau ngapain, kami bisa langsung membuat donat.

Hari Ahad lalu, Mama, Akhtar, dan Arfa membuat donat. Papa ke tempat Uti untuk suatu urusan.

“Akhtar, mau bikin donat?” tanya saya pada Akhtar.

“Mau!” matanya terlihat berbinar.

“Oke, kita buat donat ya. Mama minta tolong boleh?”

“Tolong belikan Mama telur dan susu.”

“Oke. Tapi nanti aku lupa.” Jawabnya

“Mama catetin ya!”

Saya ambil kertas lalu mencatat apa yang perlu Akhtar beli. Setengah kilogram telur dan 3 saset susu bubuk. Setelah mengenakan masker, Akhtar pun berangkat ke warung tetangga untuk belanja.

Kami lalu membuat adonan setelah Akhtar pulang. Akhtar bertugas menuang susu dan fermipan yang sudah mengembang. Arfa bertugas menuang gula. Mama bertugas menghancurkan kentang, menuang tepung, telur dan margarin.

Kami tutup adonan dengan kain basah setelah semua adonan tercampur. Sambil menunggu mengembang, kami sarapan, mandi dan menonton TV.

Sekitar jam 10 kami mulai membentuk adonan. Saya membetuk adonan sesuai standar. Bundar dan bolong ditengah. Walaupun hasilnya beletotan sih. hihihi. Anak-anak membuat donat dengan bentuk bebas. Sesuai imajinasi mereka. Selama membentuk, Akhtar banyak bicara dan bercerita. Sedangkan Arfa fokus dengan donatnya, sesekali melihat donat buatan Akhtar, bergumam dan bermyanyi.

Akhtar bercerita dia ingin membuat cerita lalu dikirim dan dibuat buku, seperti Mama. Dia bercerita tentang tokoh, judul, alur cerita, dll. Saya mendengarkan dan mengiyakan. Beberapa waktu lalu saya memang mengirim naskah untuk antologi. Namun, belum tahu apakah tulisan saya diterima atau tidak.

“Aku mau tulisanku ada di buku ya Ma. Kayak Mama.” katanya.

“Tulisan Mama belum tentu ada di buku Akhtar. Mama menulis lalu Mama kirim, tapi Mama belum tahu tulisan Mama diterima atau tidak. Doain Mama ya.”

“Okey, kalau gitu, Mama juga doain aku ya. Biar tulisanku masuk ke buku.”

“Kita saling mendoakan ya Akhtar.”

Waktu itu dia belum mulai menulis, tapi terlihat pede sekali dengan apa yang dia inginkan. hihihi. Ah, tapi Mama terharu dengan pernyataan Akhtar ini deng. Ternyata usaha Mama menulis tak sia-sia. Walaupun mungkin tak muncul di buku, paling tidak Akhtar melihat usaha Mama dan memberinya ide untuk melakukan sesuatu. Sebuah penghargaan tulus tak ternilai dari anak ke orang tuanya. Bahkan sebelum ada hasilnya. Terima kasih lho nak….

“Aku udah Mah, bikinnya. Aku goreng yaa” kata Akhtar setelah dia merasa cukup membentuk.

“Aku juga udah Mah.” kata Arfa

“Aku duluan, kan aku yang minta duluan!” kata Akhtar

“Tapi Aku mau goreng sekarang.” kata Arfa.

“Aku duluan! Aku yang minta duluan!” Nada Akhtar mulai meninggi.

“Didiskusikan dulu ya siapa yang mau goreng duluan, baru nanti bilang Mama.” Saya berbicara sambil menyiapkan wajan dan minyak. Sebuah peningkatan ini. Mama bisa kontrol emosi dan membiarkan mereka berdiskusi saat anak berebut. Biasanya mah kalau tidak ambil alih ya marah-marah. hihihi.

Akhtar akhirnya punya ide untuk suit. Arfa menang, Akhtar kalah. Akhtar bisa menerima kekalahannya walau sedikit cemberut. Arfa langsung nangkring di kursi dan menaruh donat-donat buatannya.

“Naruh donatnya jangan dilempar ya! Hati-hati lho, berbahaya!!” Teriak Akhtar ke Adiknya.

Arfa tenang saja dan melanjutkan menggoreng. Nampaknya dia mulai terbiasanya dengan suara kakaknya yang melengking dan kata-kata yang terkesan bossy ini. Sabar ya dek, dari kecil memang bakat command ini sering muncul di kakakmu. hihihi.

Giliran Akhtar menggoreng donat, saat itu teman-temannya datang. Ada Mbak Raisa, Rafifa, Kayla, dan Arsya. Teman-teman Akhtar mulai ikut membentuk donat sesuai keinginan mereka dan menggoreng setelah Akhtar selesai menggoreng.

Selesai menggoreng Akhtar mulai menata piring, meses, dan margarin di ruang tamu, tempat mereka menghias donat mereka. Giliran Mama menggoreng donat yang dibentuk sekaligus melelehkan coklat batang untuk tambahan topping.

Memasak memang menjadi kegiatan favorit keluarga. Akhtar banyak bercerita tentang perasaannya, keinginan dan mimpinya saat kami memasak. Pertanyaan tak terduga diluar perkara masak pun sering ditanyakannya. Cerita tentang Nabi Adam pun saya ceritakan ketika kami masak donat. Saat itu dia bertanya tentang manusia pertama.

Salah satu alasan yang membuat saya sering mengajak anak-anak memasak.

Ah iya, cerita ini saya tuangkan dalam bentuk jurnal kegiatan dan jurnal bakat.

 

Jurnal Kegiatan Anak

 

Jurnal Bakat

 

Sebuah kegiatan sederhana. Tapi banyak hal yang bisa didengar dan dilihat dari anak. ??

Tidak ada Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *