Tak Terasa tahun 2022 telah terlewati. Tahun yang penuh lika-liku. Ada suka ada duka. Ada salah ada belajar. Ada mengakhiri ada memulai. Aku tahu bahwa refleksi dan kontemplasi tak harus dilakukan di pergantian tahun masehi. Bahkan seharusnya refleksi dilakukan setiap hari. Namun, tak dipungkiri bahwa pergantian tahun masehi memang masih menjadi penanggalan umum sehingga lebih mudah digunakan untuk merekap memori, kejadian, dan hal lain selama 1 tahun. Maka aku akan mencoba merefleksi dan mengambil hikmah dari perjalanan hidupku satu tahun ke belakang. Aku yakin, setiap orang memiliki lahan perjuangannya sendiri-sendiri. Memiliki kesulitan dan kebahagian yang berbeda-beda. Pun aku. Tahun ini, aku dihadapkan dengan berbagai kebahagian, kemudahan, serta kesulitan sekaligus peluang untuk jadi manusia yang lebih baik. Dengan ijin Allah, aku belajar 2 hal di tahun ini. 1. Aku belajar lebih mengenal diri dan nyaman dengan diri sendiri. 2. Aku belajar untuk melepaskan. Aku belajar Let Go. Mengenal diri sendiri dan nyaman dengan diri sendiri. Mungkin akan banyak orang yang bertanya-tanya, mengapa umur sudah kepala 3 tapi baru mengenal diri sendiri? Yaa, begitulah kenyataannya. Aku merasa paling nyaman dan mengenal diri sendiri baru akhir-akhir ini. Aku baru menyadari bahwa dulu aku adalah seseorang yang terlalu memikirkan orang lain. Bukan, bukannya tak…
Aksi untuk solusi. Melaksanakan aksi untuk menyelesaikan masalah. Yah, minggu ini, di kampus ibu pembaharu, kami mulai melaksanakan aksi. Pun dengan tim griya langit. Kami mulai melaksanakan aksi. Memang saat ini belum ada. Namun, insyaAllah konten pertama akan keluar akhir minggu ini. Karena kami sedang fokus untuk belajar, mendesain, dan membangun website www.griyalangit.com. Website ini tidak ada direncana sebelumnya. Kami sebenarnya hanya akan fokus pada IG saja, mengingat IG adalah sosial media yang cukup populer dan yang kami paling familiar dan paling sering kami gunakan. Lalu, saat menonton kuliah dari Bunda Septi, saya dan suami akhirnya memutuskan untuk sekalian membangun website dan FB. Informasi tentang home schooling akan lebih lengkap ditampilkan di website sedangkan IG dan FB sebagai etalase. Memiliki website akan memberikan banyak manfaat bagi sebuah project apalagi jika tujuan project adalah jangka panjang, begitu pesan Bunda Septi. Adanya website ini sedikit merubah timeline. Namun tak apa, semoga dengan bergesernya timeline, pondasi kami lebih kokoh dan lebih terencana. Ah iya, untuk aplikasi project manajer sendiri, kami belum mencari atau utak atik karena kami merasa belum merasa membutuhkannya. Nah, ini adalah hasil diskusi kami minggu ini. Minggu ini insyaAllah postingan pertama griya langit di IG dan website insyaAllah launching untuk…
Haiii Hexagoniaaa, Kembali lagi di jurnal minggu ini. Minggu ini kami dikejutkan dengan hal tak terduga. Karena satu dan lain hal, webinar kami yang seharusnya berlangsung Sabtu, 6 Maret 2021 harus maju menjadi hari Minggu, 21 Februari 2021. Maju sekitar 2 minggu. Waktu yang semakin mendekati hari H, persiapan yang masih berproses, dan kurikulum bunda produktif yang berjalan beriringan, membuat kami galau dan panik. Sempat ngebul juga dengan kekhawatiran yang ada. Namun, alhamdulillah kegalauan dan kepanikan hanya berlangsung 2 hari. Setelah itu, kami kembali bekerja sesuai rencana dengan beberapa perubahan. Kami mulai menata semangat dan motivasi. Agar acara berjalan lancar dan bisa bermanfaat bagi peserta. Selain Project Passion (webinar dan MainMagz), di kota kami, Hexagon City, juga sedang ada hajatan besar-besaran yaitu Virtual Conference. Setiap kami bisa menjadi speaker, participant, bumblebee, dan atau butterfly. Tadi malam saja, per pukul 21.00 WIB, Hexagonia yang mendaftar menjadi speaker sudah 120-an orang. Artinya ada 120-an orang yang siap berbagi ilmu ke penjuru Indonesia dan dunia dengan platform-platfor yang disediakan yaitu, IG, FB, Youtube, Zoom, dll. Untuk sementara, saya memilih menjadi participant dan butterfly. Mengikuti materi teman-teman lain yang menjadi speaker lalu mengendapkan ilmu dan memprosesnya. Keinginan untuk tampil dan berbicara ada dalam diri….
Haiii Hexagoniaaaa,,,, Saya kembali dengan ilmu baru dari kota yang penuh kejutan, Hexagon City. Minggu ini kami mendapat materi tentang six thinking hat. Metode yang diperkenalkan oleh Edward de Bono. Six Thinkin Hat adalah salah satu metode belajar struktur berpikir untuk mengambil keputusan dimana kita sebagai pengambil keputusan dapat melihat tantangan atau masalah dari berbagai sudut pandang atau perspektif. Sudut pandang ini diwakili oleh 6 buah topi dengan warna yang berbeda yaitu biru, putih, hijau, kuning, hitam, dan merah. Topi biru menunjukkan tantangan dan tujuan. Dengan memakai topi warna biru, kita diajak untuk melihat tantangan dan apa tujuan yang ingin diraih. Topi putih menunjukkan fakta dan data. Dengan memakai topi putih, kita diajak untuk mengumpulkan fakta, data, dan informasi sebanyak-banyaknya terkait isu atau tantangan yang dihadapi sehingga dalam mengambil keputusan kita bisa lebih rasional. Topi hijau menunjukkan kreativitas dalam membuat ide dan alternatif solusi. Dengan menggunakan topi hijau, kita diajak berpikir berbagai macam cara untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Topi kuning menunjukkan manfaat, value, dan kelebihan dari ide. Dengan menggunakan topi ini, kita diajak untuk optimis bahwa setiap ide kita memiliki manfaat, value, atau kelebihan yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Topi hitam menunjukkan kekurangan dari…
Halooo Hexagonia,,, Kembali lagi di Jurnal Bunda Produktif di Zona Growth. Nah, pembahasan menarik kali ini adalah tentang growth dan fix mindset. Apa tuh growth dan fix mindset. Growt Mindset adalah kondisi seseorang dimana dia menyakini bahwa bakat yang ada di dalam dirinya adalah sesuatu yang terus bisa berkembang dan dikembangkan. Olehkarenanya dia tak akan berhenti dan berusaha untuk mengembangkan bakat dan kemampuan dirinya untuk mencapai kesuksesan. Dia tak akan takut menghadapi kegagalan. Bahkan baginya, kegagalan adalah salah satu jalan untuk menuju kesuksesan. Sedangkan seseorang dengan fix mindset adalah orang yang menganggap bakat yang ada didirinya adalah satu-satunya jalan untuk meraih kesuksesan. Mereka berpikir bahwa tanpa melakukan banyak hal, bakat mereka lah yang akan membawa mereka ke arah kesuksesan. Di Ibu Profesional, khususnya di Bunda Produktif, kami diajarkan untuk memiliki growth mindset. Kami diajarkan untuk melakukan banyak hal dan mencoba hal baru. Di sini kami sama-sama terus belajar dan terus bermanfaat dan berdampak. Di Bunda Produktif ini pun kami terus melaksanakan growth mindset. Bagaimana kami melaksanakan growth mindset di Bunda Produktif tertuang pada gambar di bawah ini. Ngomong-ngomong tentang Growth Minset, Saya jadi teringat diri sendiri. Lewat Ibu Profesional, saya merasa saya keluar jauh dari zona nyaman saya….
Hai Hexagoniaa… Memasuki Minggu kedua zona Z. Apa yang dirasakan? Masih naik turun ya… Pitching day yang cukup menegangkan karena persiapan yang mepet dapat dilalui. Alhamdulillah lancar dan diterima dengan baik oleh tim city leader. Minggu ini kami diberi kesempatan untuk melaksanakan extramiles pribadi atau menambah extramiles kelompok. Tim Pangkuan Bunda memutuskan untuk melaksanakan extramiles pribadi. Selain agar bisa fokus mengerjakan pekerjaan pribadi terkait project passion, fokus pada pekerjaan pribadi sepertinya memang lebih cocok agar kami bisa mengerjakan. Saya, memutuskan untuk meng-extramiles tulisan. Menulis yang awalnya berniat mengumpulkan 1 tulisan di tanggal 20, ternyata bisa mengumpulkan beberapa tulisan di tanggal 20-22 Desember. Kurang 1 saja yang belum. Lalu, saya juga ingin mencoba membuat rencana editing. Nulai tanggal 23 ingin mulai editing typo pada tulisan teman-teman yang sudah mengumpulkan. Semoga extramiles pribadi ini bisa berdampak pada project paasion secara keseluruhan.
Setiap kondisi yang dipilih tentu ada konsekuensi yang harus dihadapi. Pun ketika orang tua memutuskan untuk screen diet, ada konsekuensi yang harus dihadapi. Apa itu? Orang tua harus membuat kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Melebihi ketertarikan dan kesenangan anak dengan televisi maupun gawai. Kesabaran sudah pasti jadi bahan bakar utama. Namun, kreativitas, waktu, tenaga, dan dana juga tak kalah penting. Saat memposting kegiatan bersama anak terlebih saat membuat kerajinan, percobaan atau DIY, ada teman yang bertanya, ” Masih sempet bebikinan ya sama anak? Gimana caranya? “ Saya sebenarnya juga tak tahu jawabannya. Kegiatan yang saya buat untuk anak-anak sebenarnya hanyalah untuk mengalihkan mereka dari tv dan gawai. Hanya sesekali saya selipkan pengetahuan dasar. Saya juga ibu biasa. Manusia biasa. Bahkan beberapa waktu lalu, saya pernah sedang merasa benar-benar malas bermain bersama anak. Akhirnya ada waktu dimana saya membiarkan anak-anak tanpa aturan nonton tv dan gawai. Perasaan saya? Tentu campur aduk. Ada pergolakan batin antara kebutuhan saya untuk “istirahat” dan dampak yang harus diterima anak-anak ketika terlalu banyak screentime. Saat saya melihat mata anak kedua saya ada yang aneh ketika melihat tv. Saat itu juga saya memutuskan untuk menghentikan kegalauan saya. Dan kembali menguatkan diri untuk kembali membatasi penggunaan…
Akhir-akhir ini, banyak berita berseliweran tentang seorang bayi 5 bulan yang di kubur hidup-hidup oleh ibunya sendiri. Hal miris dan menyedihkan. Terasa menyayat hati membaca kondisi bayi yang belum juga membaik sampai saat ini. Mata tak terasa sudah berkaca-kaca. Langsung teringat pada 2 anak yang saat ini sedang tidur. Namun, kali ini saya tak ingin terlalu banyak membahas tentang anak tersebut. Saya lebih tertarik dengan kondisi si ibu. Ibu yang ternyata sudah mengalami depresi sejak usia kandungan 7 bulan. Begitu informasi yang diperoleh dari pihak keluarga. Yang saat ini sedang diselidiki lebih lanjut oleh polisi tentang kebenarannya. Terlepas benar atau tidaknya depresi si ibu, saya hanya ingin berempati pada si ibu. Bagaimanapun baby blues dan postpartum depression (PPD) itu nyata dan ada di sekitar kita. Bahkan mungkin dirasakan oleh orang-orang disekitar kita. Nah, agar lebih aware tentang baby blues dan PPD ini, mari kita uraikan satu persatu. Baby blues Baby Blues biasanya ditandai dengan perubahan emosi yang cukup signifikan pada ibu. Perubahan emosi tersebut terlihat dari naik turunnya emosi, rasa sedih, mudah lupa, mudah tersinggung dan stres ketika bayi lahir. Ibu yang mengalami Baby Blues juga sering menangis dan sering merasa cemas karena takut tidak bisa merawat bayinya dengan baik. Baby Blues dipercaya lebih…
Gigi geraham bungsu itu apa sih? Gigi geraham bungsu adalah gigi geraham ketiga yang biasanya tumbuh diakhir umur belasan atau diawal umur 20an. Pada manusia, gigi geraham pertama biasanya tumbuh diumur 6 tahunan, geraham kedua tumbuh diumur 12 tahunan sedangkan geraham ketiga atau gigi geraham bungsu ini sebenarnya tumbuh di usia sekitar 10 tahun tetapi karena keterbatasan tempat, biasanya baru keluar diusia 20an. Nah, kenapa sih saya bahas gigi geraham bungsu? Jadi ceritanya dua hari lalu gigi geraham bungsu saya diambil alias dioperasi. Karena posisinya yang tertanam di gusi. Si gigi tak mau keluar sampai sekarang usia saya 29 tahun. Pikir saya selama ini si gigi mau tumbuh setiap kali geraham saya bengkak. Ternyata bukan bengkak karena mau tumbuh tetapi bengkak karena infeksi terkena sisa-sisa makanan yang nyempil disela-sela gigi. Nah, beberapa minggu yang lalu setelah bengkak, gusi saya berdarah dan tak berhenti. Siapa yang tak takut mulutnya tiba-tiba penuh darah? Makan dan minum pun rasanya tak enak. Pergilah saya ke dokter gigi. Dan ya, dokter langsung mendiagnosis gigi bungsu saya tertanam dan tak bisa keluar. Dibuktikan dengan foto rongent yang membenarkan kata dokter. Bahkan tak hanya 1 tetapi keempat gigi bungsu saya tumbuh dengan tak semestinya. Jalan satu-satunya yang…
Apa yang identik dengan kegiatan pagi seorang ibu? Jika pertanyaan itu dilontarkan pastilah banyak yang menjawab memasak, mencuci piring, mencuci baju, menyapu, mengepel, urus anak, urus suami, dll. Segala macam kegiatan domestik yang banyak dan seperti tak ada habisnya harus dijalankan oleh ibu. Iya, dulu saya seperti itu, seperti kebanyakan ibu lain. Menjalani pagi yang sibuk dengan berbagai macam kegiatan dan mengajak anak ikut dalam kesibukan jika sudah terbangun. Itu saya lakukan ketika masih berdua dengan suami sampai hamil anak kedua. Semenjak ada 2 anak bawah 5 tahun di rumah, kebijakan di rumah diubah. Banyak kegiatan domestik yang akhirnya kami delegasikan. Dulu, ketika masih di Bekasi, meminta bantuan ART adalah pilihan. Saat ini, setelah pindah rumah, pembagian tugas dengan suami adalah jalan yang kami pilih. Cuci piring adalah tugas suami sebelum berangkat kerja. Membersihkan rumah serta menyiapkan makanan anak-anak adalah tugas saya. Loundry adalah pilihan kami untuk pakaian-pakaian kami (kecuali pakaian dalam). Daan, selama 2 jagoan kami pasca sunat, tugas pagi suami bertambah yaitu membelikan makanan jadi untuk saya dan anak-anak. Cerita tentang sunat bisa dilihat disini ya https://tutikandarini.com/antara-fimosis-klem-dan-khitan-anak-15-tahun/. Mengapa saya meminta suami untuk membantu? Karena banyak kejadian tak terduga yang akan saya hadapi dengan kedua jagoan saya yang alhamdulillah sehat…