Kelas Fitrah Keluarga Peran Ayah dan Ibu dalam mendidik anak-anak Kita ketahui bersama bahwa setiap anak lahir ke dunia dalam keadaan baik. Di dalam diri mereka sudah Allah instal software yang akan menjadi bekal untuk si anak hidup di dunia ini. Hanya saja, fitrah-fitrah baik itu perlu ditumbuhkan dan dibangun oleh orang tuanya agar tumbuh subur paripurna. Nah, apa saja yang perlu dilakukan orang tua agar fitrah-fitrah tersebut tumbuh subur? Menurut Mbak Febrina Salam (fasilitator di kelas fitrah keluarga), tugas orang tua ada 3 yaitu: memberi teladan (dengan memberi contoh secara nyata) mengingatkan (untuk tetap berjalan di jalan yang diridloi Allah dan Rasulnya) memperbaiki (jika anak berjalan ke jalan yang keliru). Mendidik anak adalah tanggung jawab yang besar yang surat tugasnya langsung dari Allah SWT, dari Sang Pemilik si anak. Terus belajar dan memperbaiki diri tentu adalah hal yang seharusnya orang tua lakukan. Belajar menjadi orang tua bisa diawali dengan belajar mengenai peran orang tua, baik ayah maupun ibu. Apa saja peran orang? Peran Ayah dalam pendidikan fitrah Fitrah keimanan, ayah bertugas sebagai man of vision and mission, mendidik akidah dan penentu arah kemana rumah tangga akan dibawa. Fitrah seksualitas ayah berperan sebagai penanggung jawab penuh dalam pendidikan keluarga, suplyer…
Anak-anak sangat suka donat. Selain cilok, donat adalah makanan yang sering keluarga kami buat. Bahkan setiap belanja bulanan tak lupa saya membeli terigu protein tinggi. Dan selalu sedia fermipan. Agar sewaktu-waktu anak ingin membuat donat atau bingung mau ngapain, kami bisa langsung membuat donat. Hari Ahad lalu, Mama, Akhtar, dan Arfa membuat donat. Papa ke tempat Uti untuk suatu urusan. “Akhtar, mau bikin donat?” tanya saya pada Akhtar. “Mau!” matanya terlihat berbinar. “Oke, kita buat donat ya. Mama minta tolong boleh?” “Tolong belikan Mama telur dan susu.” “Oke. Tapi nanti aku lupa.” Jawabnya “Mama catetin ya!” Saya ambil kertas lalu mencatat apa yang perlu Akhtar beli. Setengah kilogram telur dan 3 saset susu bubuk. Setelah mengenakan masker, Akhtar pun berangkat ke warung tetangga untuk belanja. Kami lalu membuat adonan setelah Akhtar pulang. Akhtar bertugas menuang susu dan fermipan yang sudah mengembang. Arfa bertugas menuang gula. Mama bertugas menghancurkan kentang, menuang tepung, telur dan margarin. Kami tutup adonan dengan kain basah setelah semua adonan tercampur. Sambil menunggu mengembang, kami sarapan, mandi dan menonton TV. Sekitar jam 10 kami mulai membentuk adonan. Saya membetuk adonan sesuai standar. Bundar dan bolong ditengah. Walaupun hasilnya beletotan sih. hihihi. Anak-anak membuat donat dengan bentuk bebas….
Dua minggu lalu, keluarga Novada kembali membuat family project sederhana. Project ini terjadi karena permintaan Akhtar yang berulang untuk membuat slime. Akhirnya, Ahad, 12 September 2020 kami pun membuat slime. Hari sebelumnya, kami sama-sama menonton tutorial membuat slime di youtube. Lalu mengingat-ingat bahan apa saja yang dibutuhkan. Dan bersepakat akan membuatnya di siang hari di hari Ahad. Sedangkan Ahad paginya kami sepakat untuk dibagi menjadi 2 tim karena 2 anak memiliki dua ide kegiatan. Mama dan Arfa main ke Taman Gondang Manis. Akhtar dan papa membaca buku di rumah sekaligus membeli bahan membuat slime. Siangpun tiba. Kami bersama-sama mempersiapkan alat dan bahan. Saat itulah peran dibagi. Akhtar, Arfa, dan papa berperan membuat slime, mama bagian mendokumentasikan kegiatan. Bahannya cukup mudah. Hanya lem povinal gom air pewarna (optional) Sedangkan alatnya, cukup wadah untuk mencampur botol untuk mencampur aktivator pengaduk Proses pembuatan pun dimulai. Di pembuatan slime pertama. Papa bertindak sebagai operator utama. Akhtar sebagai asisten dan membantu papa. Arfa? Seperti biasa dia sibuk membuat percobaannya sendiri. hihihi. Hal pertama yang dilakukan adalah membuat aktivator. Yaitu mencampur gom dengan air. Lalu dikocok agar tercampur sempurna. Satu botol gom untuk 100ml air. Setelah itu, di wadah terpisah, tuang lem povinal dan pewarna (optional). Lalu…
11 Juli 2020 Sekitar 3 minggu yang lalu. Keluarga Novada membuat family project kedua.Mama sebagai PJ waktu itu. Karena saat itu anak-anak terlihat sedang tertarik dengan layang-layang, maka mama memutuskan untuk bermain layang-layang di tanah lapang di dekat tempat tinggal. Tanah lapang ini adalah sebuah tanah kosong yang sepertinya akan dibangun perumahan. Disekililingnya terdapat kebun singkong, tebu, dll. Luas dan sepi. Kami merasa aman bermain disitu dimasa pandemi seperti ini. Pukul 07.30 WIB, setelah sarapan, berangkatlah kami naik motor kesana. Sesampainya disana kami langsung bermain layang-layang. Akhtar berlarian mencoba menerbangkan layang-layang. Papa mencoba menerbangkan layang-layang milik Arfa. Entah apa yang terjadi, layang-layang tak bisa naik ke atas. Papa pun sudah mencoba berbagai macam cara untuk menerbangkannya. Tapi belum berhasil. Anak-anak mulai bosan dengan layang-layang. Akhtar mulai mencari kegiatan lain. Dia tertarik dengan angka-angka yang terdapat pada patok-patok dari semen. Sepertinya menunjukkan nomor rumah. Patok-patok tersebut banyak yang tak terlihat karena tertutup rerumputan yang meninggi. Serasa menemukan harta karun, Akhtar sangat senang saat menemukan patok bernomor tersebut disela-sela rumput. Pun dengan Arfa. Dia mengikuti apa yang kakaknya lakukan. Berlarian mencari patok-patok dan heboh saat bisa menemukannya. Lalu, saat mencari patok tersebut, Akhtar dan Arfa menemukan jalan setapak. Akhtar penasaaran dan ingin…
Ini cerita beberapa pekan yang lalu. Tepatnya dua minggu yang lalu, hari Sabtu, 27 Juni 2020. Atas permintaan suami, kami mengadakan rapat internal keluarga semester I di tahun 2020 ini. Sekaligus merencanakan berbagai kegiatan di semester berikutnya. Yang kami bahas antara lain tentang keuangan, penghematan air dan listrik, kebutuhan intenet, proyek keluarga, kepengurusan saya di IP, bisnis baru suami yaitu Roda Raja, serta kegiatan ibadah selama pandemi. Lucunya, sesebapak bikin undangan dong, untuk kegiatan ini ??. Berikut undangan rapat yang dibuat oleh sesebapak tercinta Baca Surat Undangan itu saya kok gagal fokus ke kata-kata “Engkau yang Tersayang”. Hihihi. . . ? Oiya, masing-masing dari kami juga mengungkapkan permasalahan serta kendala di dalam rumah. Akhtar, si sulung sudah bisa berpendapat dan menyuarakan isi hatinya. Berbeda dengan si Adik yang masih tercampur antara kenyataan dengan imajinasinya. 😀 Kenapa sih kami membuat rapat ini? Ternyata eh ternyata, kami merasakan kenyamanan saat melakukannya. Sesuatu yang jelas tujuannya, terencana dan berjadwal di awal itulah titik temu kenyamanan kami berdua. Yang juga sesuai dengan bakat dominan kami berdasarkan tes Talents Mapping. Yaitu Fokus. Seperti apakah orang dengan bakat fokus itu? Orang yang berbakat fokus itu membutuhkan tujuan yang jelas. Tujuan inilah yang berfungsi sebagai kompas untuk…
Covid-19, virus yang saat ini sedang menyebar ke seluruh dunia. Termasuk Indonesia. Yang sudah dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO. Covid-19 adalah salah satu bahasan menarik saat ini karena telah banyak merubah tatanan kehidupan. Termasuk ekonomi. Banyak pekerja yang biasanya bekerja di kantor, harus bekerja di rumah. Bahkan tak sedikit yang di rumahkan karena pengurangan produksi. Atau pelaku bisnis kecil yang dibayang-bayang gulung tikar karena adanya anjuran untuk di rumah saja dan pembatasan sosial berskala besar. Kondisi ini lah yang kemudian membuat kami membuat projek keluarga yang bertemakan sosial: Berbagi saat Pandemi. Tujuannya adalah agar anak-anak belajar berempati dengan merasakan langsung menyiapkan dan membagikan bingkisan kepada yang membutuhkan. Kami sempat berpikir untuk mencari tahu tetangga yang terdampak melalui RT atau RW. Atau membeli dagangan petani atau pebisnis yang terdampak covid-19. “Pah, ayok lah pah tanya ke pak RT siapa aja yang membutuhkan.” Kata saya pada suami. “Mama ajalah, kan papa ga kenal. Sungkan juga.” Jawab suami. Dan begitulah, maju mundur karena kami sama-sama perlu tenaga luar biasa untuk bertanya, mendata, dll dari orang yang belum kami kenal. Maklum, winning others over kami di tes Tallent Mapping hitam. Artinya kami ini tak bisa sok kenal sok dekat walaupun untuk tujuan yang…
Selamat pagiii. . . . Pagi ini pingin cerita tentang diary anak dan jurnal kegiatan anak. Dua hal yang memang sudah lama ingin saya lakukan sekaligus sebagai tugas di bunda cekatan, Institut Ibu Profesional. Mengapa diary anak dan jurnal kegiatan anak? Hal ini merujuk dari buku Fitrah Based Education karangan Ust. Harry Santosa. Yaitu pendekatan penilaian paling sesuai untuk anak usia 0-6 tahun adalah dengan pengamatan dan pendokumantasian pengalaman bermain secara spontan. Menurut saya, diary anak adalah salah satu moda untuk melakukan pengamatan dan pendokumentasian ini. Dalam buku ini juga dibahas tentang buku orang tua. Buku orang tua adalah rancangan kurikulum personal masing-masing anak. Karena di sini diterangkan bahwa pendidikan tak lagi bisa diseragamkan. Nah, untuk membuat buku orang tua ini, diperlukan tools yang disebut design thinking (kemampuan berpikir yang berbeda). Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengetahui dan berempati dengan anak-anak atau peserta didik, melihat dari sudut pandang kita yaitu memvisikan atau menghadirkan semua kemungkinan yang baik di masa depan, memilih solusi atau perancangan yang terbaik dan paling realistis, mengeksekusi solusi menjadi aksi.. Untuk memulai buku orang tua ini, kita diminta untuk memulai dengan jurnal kegiatan (usia 0-6 tahun). Jurnal kegiatan ini nantinya akan membantu kita dalam mengetahui dan…
Orientasi Kampung Komunitas Ibu Profesional memberi tantangan mahasiswinya untuk membuat proyek kegiatan. Boleh proyek dan kegiatan apa saja. Boleh proyek keluarga, proyek komunitas, atau proyek sosial. Apa saja. Saya beberapa kali memikirkan apa yang harus saya buat. Karena saya ingin membuat proyek yang saya buat bisa dijalankan. Tidak hanya dalam selembar kertas. Sempat terpikir untuk membuat proyek sosial. Apalagi dimasa pandemi seperti ini. Jiwa saya bergejolak untuk melakukan sesuatu. Menginisiasi sesuatu. Namun, dengan berbagai macam pertimbangan dan keadaan pada akhirnya saya baru bisa membantu dari dalam rumah. Belum bisa bergerak keluar. Dan Akhirnya, Proyek Keluarga lah yang saya pilih. Kegiatan yang memang lekat dengan keseharian dan kemungkinan besar terlaksana. “Ramadhanku Bahagiaku” adalah judul kegiatan kami. Ramadhan, yang akan datang dalam hitungan hari, menjadi momen saya dan suami untuk merumuskan kegiatan apa yang akan kami lakukan untuk mengenalkan apa itu Ramadhan dan puasa kepada anak-anak. Khususnya anak usia 0-7 tahun. Dimana puasa belum menjadi kewajiban bagi mereka. Namun sebagai orang tua kami merasa berkewajiban untuk mengenalkan Ramadhan dan puasa kepada mereka dengan cara menyenangkan Dan inilah rumusan proyek keluarga kami dalam menyambut Ramadhan. ================================================================================ Proyek Keluarga Novada Judul: Ramadhanku Bahagiaku Tema: Ramadhan Ceria Keluarga Novada Landasan Teori: Anak-anak Keluarga Novada masih…
Beberapa minggu yang lalu saya menulis tentang anak-anak dan perpustakaan Baca: Anak-anak dan perpustakaan. Masih seputaran perpustakaan, kali ini saya ingin menulis pengalaman kami membaca dan meminjam buku di perpustakaan daerah Kudus. Kami memang menjadikan berkunjung ke perpustakaan sebagai agenda mingguan anak-anak. Setiap hari Rabu, kami akan mengembalikan buku lalu meminjam yang baru. Saat peminjaman inilah kami sering menemukan momen wow tentang buku-buku perpustakaan. Bayangan saya, buku-buku di perpustakaan hanya berisi tentang buku cerita klasik atau cerita-cerita zaman dahulu. Karena memang selama ini, saya kurang dekat dengan perpustakaan. Saat masih sekolah, datang ke perpustakaan hanya saat ada tugas saja. Namun nyatanya, saya dan anak-anak sering menemukan buku anak-anak yang berisi dan menarik untuk anak-anak. Ada buku pop up, cerita-cerita modern, board book, dll. Contohnya buku yang kami pinjam 2 minggu lalu. Ada 5 buku yang kami pinjam yaitu Apa Itu Magnet, Teman Baru Toffi, Samudera, I Can Draw People, dan Misi: Selamatkan Bumi. Dari kelima buku tersebut, ada 2 yang membuat saya tertarik dan sangat disukai anak-anak yaitu I Can Draw People, dan Misi:Selamatkan Bumi. 1. I Can Draw People Buku ini pilihan saya. Sejak pertama melihatnya, saya langsung memutuskan untuk meminjamnya. Saya pikir, buku ini akan sangat membantu saya menemani anak-anak menggambar. Mengingat…
23 Juli 2019 Pertama kali Akhtar dan Arfa ke Perpustakaan Daerah Kudus adalah saat mereka mengikuti kegiatan Yuk Main Kudus. Kebetulan saat itu Yuk Main mengadakan kegiatan berupa pengenalan literasi pada anak-anak. Hari ini, kali kedua Akhtar dan Arfa ke Perpusda. Saya mengajak mereka kesana dengan tujuan mengenalkan mereka pada perpustakaan. Bahwa ada tempat yang menyediakan banyak buku untuk dibaca dan dipinjam. Mereka cukup antusias. Entah antusias karena akan diajak keluar atau antusias karena buku. Apapun alasannya, saya cukup senang dan berusaha menjaga antusiasme mereka. Sampai disana, Arfa tertarik pada air mancur di halaman depan. Dengan susah payah, saya membujuknya agar masuk. Sampai di dalam, kami mengisi daftar tamu membuat kartu keanggotaan, kemudian menitipkan tas. Tibalah waktu kami masuk ke ruang buku anak-anak. Sebuah ruangan dimana terdapat banyak buku tentang anak-anak tertata rapi di rak-rak yang ditempatkan di sisi-sisi dinding. Ada juga mainan berupa balok, serta televisi dan perangkatnya. Apa yang terjadi pada anak-anak? Mereka masih sangat antusias. Mereka langsung menuju lemari berisi mainan balok dari kayu. Mereka mengeluarkan mainan-mainan tersebut dari lemari kemudian memainkannya. “Akhtar seneng?” Tanya saya pada Akhtar. “Iya, seneng.” Jawab Akhtar dengan berbinar. “Arfa seneng?” Tanya saya pada Arfa. “Seneng.” Jawabnya riang. Kebetulan saat itu, ruangan…