Aliran Rasa Bunda Cekatan
Bunda Cekatan / 22 Juli 2020

Aliran rasa bunda cekatan institut ibu profesional   Rasanya baru kemarin kelas ini dimulai. Ternyata sudah 6 bulan kami menjalaninya. Bagi saya, Bunda cekatan itu teman mencari jati diri dan teman bertumbuh menjadi versi terbaik diri. Agar apa? Agar BAHAGIA. Karena ibu yang bahagia menularkan kebahagiaannya kepada orang-orang disekitarnya. Terutama suami dan anak-anaknya. Di bunda cekatan, kami diminta untuk menyelam ke dalam diri sendiri. Siapa aku? Apa yang aku suka? Apa yang aku bisa? Apa yang tak kusuka? Apa yang tak kubisa? Lalu, membuat skala prioritas. Kenapa? Karena kita bukan wonder women. Kita tak perlu bisa semua hal. Kita hanya perlu fokus pada apa yang kita sukai dan memperbanyak jam terbang agar ahli. Kemudian, kami pun membuat peta kehidupan. Dimana tujuannya adalah seseorang yang “gue banget”. Apalagi jika tujuan tersebut bisa bermanfaat untuk orang lain, tentu saja akan tambah membahagiakan. Proses itu kami dapatkan saat di kelas telur-telur. Sedangkan di kelas ulat, kepompong, dan kupu-kupu kami digodog agar punya semangat belajar, konsisten dan punya jam terbang. Maka disini kami diberi banyak tantangan, dipertemukan dengan buddy dan juga mentor. Lalu melahap dan mempraktikkan ilmu. Perjalanan menjadi kupu-kupu memang tak mudah. Tapi kebahagiaan menemukan diri, menjadi tahu apa yang disukai diri membuat…

Warna-Warni Sayap Kupu-Kupu
Bunda Cekatan / 7 Juli 2020

Selasa siang, Waktunya jurnal bunda cekatan. . . Minggu ini kami diminta untuk merayakan keberhasilan dengan memberikan surat kepada mentee dan atau mentor. Tadi pagi, saya dan mentor berbalas surat. Begini isinya Setelah beberapa waktu lalu melakukan false celebration, lalu minggu lalu menuliskan kemajuan, minggu ini kami merayakan keberhasilan bersama dengan saling berterima kasih lewat surat. Pengalaman yang menyenangkan dan indah. Semoga perjalanan kami berdua melawati fase ini di ridloi Allah. Aamiin. Selain saling merayakan keberhasilan, minggu ini kami diminta untuk mewarnai kupu-kupu. Warnanya terserah kami. Bisa disesuiakan dengan kondisi emosi masing-masing selama menjalani proses mentoring. Penasaran dengan warna kupu-kupu saya?? Berikut kupu-kupu saya dengan warnanya. Berbekal gambar yang di print dan krayon anak-anak, saya mewarnainya. Ada warna gelap, ada pula warna terang. Begitulah saya menggambarkan kupu-kupu saya di program mentorship. Warna gelap menunjukkan bahwa ada kalanya saya merasa malas, jenuh, tak mengerti dan melakukan kesalahan. Warna cerah menunjukkan bahwa ada hal positif yang saya dapat selama mentorsip. Yaitu mendapatkan mentor yang kompeten, mendapat ilmu dari mentor yang dapat diaplikasikan, juga mendapat proses penuh insigh dari perjalanan kelas ini yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan. Nyatanya, warna gelap yang ada dalam sayap kupu-kupu tak mengurangi keelokan si kupu-kupu bukan? Bahkan menambah…

False Celebration di Kelas Kupu-Kupu Bunda Cekatan
Bunda Cekatan / 23 Juni 2020

Pekan kelima kelas kupu-kupu bunda cekatan. . . Rasanya masih campur aduk setelah sesi curhat dengan video call bersama mentor. Ada rasa lega dan enteng setelahnya, jadi berasa pingin mager dan leha-leha. hehehe. Tapi tugas sudah melambai untuk dikerjakan. Jadi apa yang dibicarakan selama sesi curhat kok sampai campur aduk begitu rasanya? Banyak! Lebih banyak berbicara tentang pengendalian pikiran sebenarnya, sekaligus mempraktikannya. Saya dipandu Mbak Nuni, mentor saya, untuk melakukan 4A, Aware, Accept, Allow, dan Away. Ah, nangis bombay tetapi setelahnya lega. Juga dipandu untuk melihat hikmah dibalik kejadian yang tejadi itu. Selain melakukan sesi itu, kami juga melakukan false selebration. Ada yang pernah dengar istilah false selebration? Kalau saya baru dengar tadi malam saat Bu Septi menjelaskan tentang mentorship pekan kelima ini. Dari pemahaman saya melalui penjelasan Bu Septi tadi malam, false selebration adalah perayaan saat kita mengakui bahwa langkah kita tidak sesuai dengan rencana. Itulah mengapa tahap ini kita diminta untuk melihat kembali action plan kita. Sesuaikah langkah kita dengan rencana? Read: Action Plan Ibu Si Pendidik Rumahan Jika salah? ya tidak apa-apa. Karena manusia memang tempatnya salah. Yang penting setelah tahu membuat kesalahan, kita akui lalu belajar dari kesalahan tersebut. Jangan lupa untuk mengapresiasi diri sendiri saat…

Rencana dan Langkah Ibu Si Pendidik Rumahan
Bunda Cekatan / 9 Juni 2020

Siaaang. . . Kembali lagi di tugas bunda cekatan ibu profesional. Perlu pemanasan ekstra untuk mengikuti perkuliahan setelah 2 minggu libur lebaran. Ada yang sama?? ? Kemarin adalah H-1 hari terakhir pengumpulan tugas, si mama ini baru berhubungan lagi dengan mentor. Pun baru melihat video dari bu Septi kemarin siang. Mepet banget! ? Bersyukur dapat mentor yang menerimaku apa adanya. Menerima diskusi bab perencanaan pembelajaran di waktu yang sudah mepet ini. Terima kasih Mbak Nuni!? Ah iya, minggu ini kami diminta untuk membuat planning. Saya memahaminya sebagai planning jangka pendek, menengah, dan panjang. Saya bentangkan peta. Melihat kembali apa tujuan saya, ilmu apa saja yang akan diterapkan dan ditekuni beserta deadlinenya.   Setelah itu, saya pun membuat daftar ilmu apa saja yang harus saya pelajari berkaitan dengan tujuan saya tersebut. Dan tentu saja membuat skala prioritas.   Sebenarnya banyak sekali ilmu yang ingin dipelajari. Namun, diri ini harus diingatkan bahwa harus fokus pada apa yang disenangi terlebih dahulu. Dan dunia anak dan pendidikan memang menjadi daya tarik tersendiri bagi saya saat ini. Apalagi saya merasa bertanggung jawab terhadap pendidikan sekaligus pengasuhan anak-anak. Oleh karenanya, pengelolaan emosi dibarengi dengan mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan anak adalah prioritas saya saat ini. Sedangkan…

Aku yang Sedang Belajar
Bunda Cekatan / 15 Mei 2020

Kelas kupu-kupu minggu kedua. . . Saat kami diminta untuk mengukur kemampuan baik sebagai mentor maupun mentee. Aku, karena peranku sebagai mentee, aku belajar untuk mengetahui seberapa kenal aku dengan ilmu ini. Lalu, aku belajar mentoring darinya. Dari Mbak Nuni. Mbak Nuni, dialah mentorku. Yang dengan sabar memberikan satu demi satu pertanyaan untukku. Apa, siapa, mengapa, bagaimana? Ada pertanyaan yang dengan mudah kujawab. Karena sudah kulakukan. Ada pertanyaan yang membuat aku terdiam. Pertanyaan ini tak pernah terpikir olehku. Membuatku bertanya pada diriku sendiri. Mengharuskanku menyelami hati ini. Aha, aku tahu posisiku sekarang, ternyata disini, disinilah aku berada. Berdiri di salah satu tangga pertanyaan yang dibuat oleh mbak Nuni. Mbak Nuni, dialah mentorku. Yang bertanya tanpa menghakimi. Sesekali berempati dan memuji. Khas mentor yang ahli. Tak heran, karena dia seorang psikolog. Mbak Nuni, dialah mentorku. Yang bisa memahami kondisi satu sama lain. Waktu online yang berbeda membuat kami tak bisa video call sesuai anjuran. Fleksible, dia gunakan chat WA untuk mengenalku. Untuk melihat seberapa jauh aku sudah berjalan. Tak mengurangi esensi untuk mengenal satu sama lain. Mbak Nuni, dialah mentorku. Yang membantuku mengurai benang kusut sekaligus mengajariku apa itu mentor. Aku yakin, perjalananku akan bermakna bersama mentorku, Mbak Nuni.   Aku…

Bunda Cekatan: Kupu-Kupu Kecil Siap Belajar Terbang
Bunda Cekatan / 8 Mei 2020

Selamat hari Jumat di Bulan Ramadhan. Alhamdulillah sudah memasuki puasa hari ke-16. Semoga puasa kita lancar dan mendapat berkah. aamiin. Bulan ini, di kelas bunda cekatan, kami memasuki kelas kupu-kupu. Minggu ini kami diminta untuk menjadi mentor sekaligus mentee. Bagi saya menjadi mentee sungguh membahagiakan karena akan mendapat pengalaman dan pembelajaran dari yang ahli. Tapi untuk menjadi mentor, ragu sempat menyerang? mampukah saya? Apa kealian saya? Maukah mentee menerima saya sebagai mentor?, dll. Pada akhirnya saya memilih untuk berbagi tentang bermain bersama anak secara spontan, karena itulah yang saya lakukan bersama anak-anak 6 tahun ini. Dan metode bermain seperti inilah yang saat ini cocok untuk saya dan anak-anak. Namun, karena tak ada yang melirik, saya merubah deskripsi profile menjadi ibu yang menemani anaknya sekolah di rumah karena anaknya tak mau sekolah di usia 4 tahun alias homeschooling usia dini. Perjalanan mencari mentor Mentor saya seorang psikolog dengan fokus belajar pengendalian pikiran. Saya lamar menjadi mentor setelah saya ditolak 3 kali oleh mentor yang fokusnya pada pendidikan anak dan tumbuh kembang anak. Saya mulai berpikir, saat saya mulai beralih pada pendidikan anak, mengapa pada akhirnya saya mendapat mentor dengan fokus belajar pengendalian pikiran? Apakah saya diarahkan untuk belajar kembali tentang menajemen…

Puasaku di Bunda Cekatan
Bunda Cekatan / 29 Maret 2020

Bagi seorang muslim, puasa tentu suatu hal yang sudah tidak asing lagi. Bahkan ada 1 bulan dimana seorang muslim diwajibkan puasa. Yaitu bulan Ramadhan yang insyaAllah sebentar lagi akan kita temui (kurang dari 30 hari). Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. (Sumber: Wikipedia) Nah, di bunda cekatan pekan ini, kami diminta untuk puasa. Puasa apa? Apakah puasa menahan lapar dan haus seperti pengertian di atas? Ternyata bukan! Puasa yang dimaksud adalah puasa melakukan hal-hal yang menghalagi kami menjalankan mind map kami. Saat mengerti apa yang harus dikerjakan, hal pertama yang saya pikirkan adalah tentang emosi. Tantangan utama yang harus saya taklukkan untuk memperlancar perjalanan saya menjadi seorang “Ibu Pendidik Rumahan”. Itulah mengapa di pekan ini saya memutuskan untuk puasa mengurangi marah-marah terutama kepada anak-anak. Boleh marah asal dengan alasan dan cara yang benar. Gambar di atas adalah kalender puasa yang berisi badge. Puasa dimulai tanggal 20 sampai 26 Maret 2020. Karena salah memahami tugas, saya baru mulai puasa di tanggal 23 Maret 2020. itulah mengapa di kalender saya tanggal 20 sampai tanggal 22 kosong tak ada…

Berbagi Rasa, Berbagi Asa
Bunda Cekatan / 10 Maret 2020

Selamat siang. . . Hari Selasa, waktunya mengerjakan tugas bunda cekatan. Sebelum ke tugas, saya ingin bercerita sedikit tentang kelucuan dan keseruan selama mengerjakan tugas minggu ini. Minggu ini, kami diminta untuk mencari buddy. Yaitu satu teman untuk berbagi aliran rasa dan berbagi bekal. Seperti biasanya, saya mulai memikirkan tugas bunda cekatan di hari Senin. Namun, setelah melihat kehebohan teman-teman tentang buddy, saya mulai gelisah di hari Ahad. Mulailah saya “melamar” beberapa teman dekat yang sekiranya sudah terbiasa berdiskusi. Dan taraaa, hasilnya NIHIL. Mereka sudah memiliki pasangan. ??? Saya mulai menjapri teman yang sudah kenal ataupun teman seregional. Namun, tetap nihil. Mereka semua sudah ada pasangannya. Saya mulai gelisah, tapi berusaha tetap tenang. Akhirnya saya bertanya di FBG (ini bukan cara saya banget btw ? ) khususnya di video live nya bunda Septi. Tak ada respon. “Mungkin karena weekend jadi tak ada yang lihat.” Begitu pikir saya. Mencoba positif. Lalu, saya mencoba cara kedua. Saya mengatakan di grup HIMA (himpunan mahasiswa) IP Jepara, regional saya, jika saya belum berpasangan. Angin segar datang saat mbak Lala, teman seregional. Beliau ingin membantu dengan mengenalkan teman beliau yang belum berpasangan juga. Tak lama, ada WA baru masuk. Saya jawab salam dari WA tersebut….

Mari Menepi untuk Refleksi
Bunda Cekatan / 3 Maret 2020

Kelas ulat-ulat bunda cekatan memasuki minggu ke-7. Mendekati berakhirnya kelas ini, kami diminta untuk refleksi diri. Bagaimana belajar kami selama di hutan pengetahuan. Sekarang, mari kita menggelar tikar. Merenung di pinggir danau lalu flasback kebeberapa minggu ini. Apa saja yang kita lakukan dan pelajari.   Jujur, di kelas ini saya cukup membatasi diri untuk tidak makan terlalu banyak. Walaupun sebenarnya banyak sekali makanan yang saya butuhkan dan terlihat nikmat. Namun, saya memilih untuk menikmati setiap ilmu secara pelan-pelan dan terstruktur. Akhirnya, selama kelas ini pun saya hanya makan besar 3 jenis ilmu. Yaitu Manajemen emosi dengan sub tema manajemen konflik, innerchild, dan self healing.  Homeschooling dengan metode Fitrah Based Education. Tallets Mapping Ketiga ilmu di atas adalah ilmu yang ada dalam peta saya. Oiya, selama perjalanan di hutan pengetahuan, makanan yang saya dapat sudah sesuai dengan kebutuhan yang ada di peta. Karena saya fokus hanya pada peta. Walaupun banyak ilmu yang saya butuhkan bertebaran dan terlihat lezat. Strategi belajar yang saya rasa berhasil selama berada di hutan pengetahuan adalah Sering-sering melihat peta Memperhatikan secara seksama ilmu yang dipelajari Menuliskan apa yang didengar atau dibaca Membacakan hasil mencatat pada suami Menjadikan hasil catatan sebagai bahan diskusi dengan suami. Demikian hasil refleksi perjalanan…

Hadiah untuk Sahabat Baru
Bunda Cekatan / 25 Februari 2020

Tiga hal yang tak mungkin ditolak anak adalah hadiah, kejutan dan dongeng -Septi Peni Wulandani- Kata-kata di atas sering saya dengar dari Bunda Septi baik saat sedang life ataupun saya baca dari beberapa tulisan beliau. Dan bahkan, ketiga hal di atas tak hanya disukai anak kecil tapi juga orang dewasa. Termasuk saya. Minggu ini, tugas bunda cekatan adalah saling berbagi hadiah. Hadiah berupa makanan atau cemilan berupa ilmu yang disukai untuk teman-teman yang minggu lalu diajak berkenalan. Baca : https://tutikandarini.com/camping-ground-ala-bunda-cekatan/ Dari perkenalan kemarin, dipilihlah 3 orang yang berkesan lalu kami diminta untuk mengirim hadiah. Bagi saya, semua sahabat meninggalkan kesan. Karena saya memakai ekstra tenaga saat harus berkenalan dengan mereka. Namun, saya akhirnya hanya memilih beberapa karena keterbatasan saya. Saya membuat infografis sesuai bidang ilmu yang disukai sahabat saya dari berbagai sumber. Berikut hadiah yang saya kirim untuk sahabat baru saya. 1. Infografis tentang kekuatan pikiran Berisi tentang 7 pilar berpikir positif dari buku Dr. Ibrahim Elfiky yang berjudul Terapi Berpikir Positif. Hadiah untuk Mbak Phuan Marlina IP Pekanbaru. Mbak Phuan berkesan karena kami adalah satu keluarga di keluarga manajemen emosi dan satu sub kelompok di manajemen konflik. Namun kami tak saling kenal. Baru kenal saat acara camping kemarin. Bagi saya ini…