Anak Homeschooling Tertinggal Dibanding Anak yang Sekolah Formal, Benarkah?

27 Januari 2022

Apakah kamu tidak khawatir anakmu tertinggal dari anak-anak lain jika homeschooling?

Beberapa kenalan dan keluarga ada yang bertanya ketika kami menjelaskan bahwa kami memilih jalur homeschooling untuk pendidikan anak-anak.

Hmmm, perasaan khawatir itu tentu terkadang muncul. Namun, kembali aku pikirkan tujuan dan filosofi homeschooling ataupun home education yang aku pegang. Bahwa setiap anak unik dan spesial dengan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing. Serta anak-anak adalah pembelajar sejati dengan milestone masing-masing yang bisa jadi berbeda satu sama lain.

Orang tua atapun pendidik ibarat seorang petani yang merawat tanaman yang dititipkan kepadanya. Kita tidak tahu tanaman apa yang dititipkan.

Bisa jadi tanaman sawi lah yang dititipkan. Tanaman yang beberapa minggu saja sudah bisa dipanen.

Atau bambu adalah tanaman yang sedang kita rawat? Walaupun tanaman ini kita siram ataupun pupuk, bambu tidak akan bertambah tinggi secara significant di 5 tahun pertama. Mengapa? karena dia sedang menggunakan tenaganya untuk menumbuhkan dan menguatkan akar-akarnya. Setelah itu, bambu akan bertumbuh tidak hanya dalam hitungan cm tetapi meter.

Kedua pohon tersebut punya karakteristik dan manfaat yang berbeda. Tentu saja perkembangan dan cara bertumbuhnya akan berbeda. Pun anak-anak. Aku percaya bahwa setiap anak spesial dengan tujuan penciptaan yang berbeda-beda dan tentu saja cara mereka bertumbuh juga akan berbeda satu sama lain.

Filosofi di atas adalah hal pertama yang aku pegang agar aku tak menyamakan anakku dengan anak lain.

Hal kedua yang aku pegang adalah aku ingin anak-anak melakukan sesuatu karena kecintaan dan pemahaman. Membaca misalnya. Tak apa jika anak sedikit tertinggal dari teman-temannya dalam hal bisa membaca. Namun, aku ingin anakku bisa mencintai dan menyukai buku sama halnya dia menyukai mainan. Maka dari kecil aku menyediakan buku-buku di rumah dan membacakan mereka buku. Sekarang, anak sulungku memang belum lancar membaca, tetapi dia bisa menyimak beberapa menit bahkan jam jika dibacakan buku. Dia juga hampir tidak pernah lupa membawa buku dalam setiap perjalanan.

Bagiku, anak-anak bisa beriteraksi dengan buku, menyimak dan terkadang menceritakan apa isi buku adalah sebuah pencapaian. Bisa sekadar membaca bisa dikejar dalam beberapa bulan, tetapi mencintai dan menyukai buku tidak bisa dibangun hanya dalam waktu yang singkat. Kelak, mereka butuh banyak membaca dan berinteraksi dengan buku. Semoga, pondasi kecintaan memudahkan interaksi mereka terhadap buku.

Jadi, apakah aku khawatir tentang pilihan untuk homeschooling?

Rasa khawatir kadang ada, wajar.

Hanya saja aku percaya bahwa setiap anak spesial dan berbeda. Tidak untuk dibandingkan.

Dan aku juga berusaha untuk tidak khawatir karena memang jalan yang aku tempuh berbeda dengan kebanyakan orang. Jika yang nampak pada anak-anak berbeda, itu tentu adalah sebuah konsekuensi dan aku terima perbedaan itu.

Tidak ada Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *