23 Juli 2019

Akhtar bermain di perpustakaan

Arfa bermain di perpustakaan
Pertama kali Akhtar dan Arfa ke Perpustakaan Daerah Kudus adalah saat mereka mengikuti kegiatan Yuk Main Kudus. Kebetulan saat itu Yuk Main mengadakan kegiatan berupa pengenalan literasi pada anak-anak.
Hari ini, kali kedua Akhtar dan Arfa ke Perpusda. Saya mengajak mereka kesana dengan tujuan mengenalkan mereka pada perpustakaan. Bahwa ada tempat yang menyediakan banyak buku untuk dibaca dan dipinjam.
Mereka cukup antusias. Entah antusias karena akan diajak keluar atau antusias karena buku. Apapun alasannya, saya cukup senang dan berusaha menjaga antusiasme mereka.
Sampai disana, Arfa tertarik pada air mancur di halaman depan. Dengan susah payah, saya membujuknya agar masuk. Sampai di dalam, kami mengisi daftar tamu membuat kartu keanggotaan, kemudian menitipkan tas.
Tibalah waktu kami masuk ke ruang buku anak-anak. Sebuah ruangan dimana terdapat banyak buku tentang anak-anak tertata rapi di rak-rak yang ditempatkan di sisi-sisi dinding. Ada juga mainan berupa balok, serta televisi dan perangkatnya.
Apa yang terjadi pada anak-anak?
Mereka masih sangat antusias. Mereka langsung menuju lemari berisi mainan balok dari kayu. Mereka mengeluarkan mainan-mainan tersebut dari lemari kemudian memainkannya.
“Akhtar seneng?” Tanya saya pada Akhtar.
“Iya, seneng.” Jawab Akhtar dengan berbinar.
“Arfa seneng?” Tanya saya pada Arfa.
“Seneng.” Jawabnya riang.
Kebetulan saat itu, ruangan baca anak sepi. Hanya ada saya dan anak-anak sehingga anak-anak bebas mengeksplor apa saja yang mereka ingin mainkan.
Memang kebanyakan yang mereka pegang dan mainakan bukan buku.
===================================
31 Juli 2019
Hari ini, kali ketiga kami ke Perpustakaan Daerah Kudus. Jika minggu lalu hanya mama yang membuat kartu anggota, kali ini kedua jagoan ikut membuat kartu. Minggu lalu, anak-anak belum bisa membuat kartu anggota karena belum membawa baik KIA maupun KK. Hari ini, kami sudah mempersiapkan KK untuk membuat kartu.
“Mah, fotokopinya sudah di bawa? Aku aja yang bawa ya mah?” Tanya Akhtar antusias sesaat sebelum kami berangkat.
Yaa, dia sangat antusias memikirkan membuat kartu untuk dirinya sendiri. Pengalaman pertama yang tentu saja membuatnya bersemangat.
Sebelum ke perpustakaan, kami menyempatkan bermain di dekat perpustakaan. Bermain perosotan, ayunan, dll. Sengaja berangkat lebih pagi agar bisa bermain dahulu. Sekitar 1 jam kami bermain di taman. Merasa sudah kepanasan, kami pun segera ke perpustakaan.
Sampai disana, kami langsung meminta membuat kartu untuk Akhtar. Petugas menawarkan Arfa sekalian dibuatkan kartu. Karena KK yang kami bawa bisa untuk 2 anak. Daaan, jadilah kedua jagoan melakukan proses pembuatan kartu. Salah satunya foto!
Akhtar malu-malu dan salah tingkah saat di foto. Arfa sempat tak mau dan ingin lari, tapi akhirnya mau bahkan bergaya saat di foto.
Selesai proses pembuatan kartu, kami langsung masuk ruang buku anak-anak. Duo jagoan langsung menghambur bermain mainan yang ada dan memilih buku. Kami sempat membaca komik, buku yang akhir-akhir ini membuat penasaran Akhtar. Dan buku tentang ikan Paus.
Puas bermain, Akhtar minta pulang. Dengan 2 buku yang ingin dia pinjam. Satu tentang cerita persahabatan tikus, satu lagi tentang mengapa kapal mengapung. Arfa memilih buku cerita kelinci. Saya meminjam 1 buku dongeng karya Eka Wardana.
Saat anak-anak menerima kartu anggota (walaupun masih kartu sementara), anak-anak sungguh antusias. Bahkan masing-masing ingin langsung membawanya.
Daaan, sekarang, perpustakaan jadi salah satu tempat favorit anak-anak.
Jim Trelease dalam bukunya yang berjudul The Read-Aloud Handbook mengemukakan bahwa ada 2 prinsip dalam membaca. Dua prinsip itu adalah
- Manusia itu suka hal menyenangkan (pleasure-centered)
- Membaca adalah suatu keahlian yang didapat perlahan-lahan.
Dua hal inilah yang sedang saya bangun pada diri kedua jagoan saya. Bahwa buku dan membaca itu menyenangkan. Dan perpustakaan juga tempat yang asyik untuk menemukan dan membaca buku. Tak kalah dengan buku-buku di rumah dan di toko buku. Bahkan kita bisa meminjamnya.
Satu Komentar
Perpustakaan dan Bukunya yang Mewarnai Literasi – Tutik Andarini