Haloo Man-Teman. . . Baik, minggu ini jadwalnya bikin jurnal bunda salihah lagi nih. Minggu yang cukup padat jadwalnya. Cukup menguras pikiran. Kalau tenaga gak terlalu sih ?. Minggu ini kami sedang membangun tim untuk menjalankan project bersama. Dengan masalah atau tujuan yang sama. Beberapa teman melakukan user persona untuk mengkampanyekan problem statement-nya dan merekrut tim untuk menyelesaikan masalah tersebut. Berbeda dengan kebanyakan teman, saya memilih untuk membentuk tim dengan suami saja. Dengan pertimbangan kami memiliki masalah yang sama. Selain itu, saya memang sedang tidak ingin terlibat dengan banyak orang. Mengingat saya sudah memiliki tanggung jawab lain dengan tim yang lain. Apalagi emosi saya sedang tidak stabil. Keinginan saya disambut dengan senang oleh suami. Beliau terlihat bersemangat membangun tim dan mengerjakan project berdua. Hardskill dan softskill sudah saya petakan (ada di buku). Dan kami sepakat untuk membagi peran. Suami sebagai leader sekaligus sebagai content creator. Tugas saya adalah sebagai sekretaris dan mencari data. Tentu, perbedaan pandangan dan konflik akan dan sudah terjadi. Harapannya, kami bisa mengatasinya. Dan project kami bisa berjalan lancar. Kami bisa belajar lebih banyak tentang homeschooling dan bisa membagi hasil belajar kami kepada keluarga lain yang mungkin mengalami hal yang sama. Atau para orang tua yang mungkin sedang mempertimbangkan…
Haiii Man-Teman. . . Apa kabar? Semoga dimanapun Man-Teman berada selalu dalam lindungan Allah yaa. . Pandemi masih harus dihadapi. Kabar duka ataupun kabar sahabat dan orang dekat terkena dampak pandemi hampir tiap hari terdengar. Semoga kita selalu kuat menghadapi cobaan ini dan menjadi orang-orang yang lebih tangguh dan kuat. Aamiin. Di tengah-tengah kondisi ini dan beberapa tanggung jawab yang harus segera diselesaikan, saya perlu mengapresiasi diri sendiri karena mengerjakan jurnal feedback hari ini. Tiga hari sebelum deadline. MasyaAllah, terima kasih lho diriku. ? Yups, minggu ini tugas di kampus ibu pembaharu adalah membuat feedback tugas jurnal minggu pertama yang dikerjakan mahasiswi lain. Saya dipasangkan dengan Mbak Yunni dari IP Sumut. Beliau yang pertama kali menyapa saya. Tepat beberapa jam setelah saya melihat video mantika yang menjelaskan tentang tugas minggu ini. Kami berkenalan lalu saling bertukar link jurnal minggu lalu. Saya membaca cerita dan jurnal yang Mbak Yunni buat. Bagus dan lengkap. Saya hanya menambahkan sedikit masukan tentang akar masalah. Problem statement yang Mbak Yunni pilih adalah manajemen emosi. Masalah yang juga tantangan bagi saya. Madalah yang coba saya selesaikan saat di Bunda Cekatan. Di Bunda Produktif pun project yang saya kerjakan bersama tim tak jauh-jauh dari manajemen emosi. Namun entah…
Bismillahirohmaanirrokhiim. . . Udah lumayan lama gak nulis di blog. Sedang bergelut dengan amanah dan bergelut dengan mental health. Tentang mental health ini, pingin banget cerita dan berbagi disini tapi tunggu dulu deh, tunggu siap dulu. ? Kalau sekaranf siapnya apa nih? Siapnya cerita tentang Bunda Saliha. Jenjang perkuliahan terakhir di Institut Ibu Profesional. Lanjutan dari kelas Bunda Sayang, Bunda Cekatan dan Bunda Produktif. Bunda Cekatan dan Bunda Produktif ada di blog ini kalau Man-Teman mau baca ceritanya. Kalau Bunda Sayang gak disini karena dulu belum punya blog. ? Sedikit flash back di perkuliahan sebelum-sebelumnya yaaa. . . Institut Ibu Profesional ini ada 4 tingkatan. Tingkatan pertama itu matrikulasi (semacam orientasi) lalu ada Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif dan terakhir Bunda Saliha. Jika Bunda Sayang, kita diberikan ilmu dan pengetahuan bagaimana kita mendidik dan membersamai anak, di Bunda Cekatan mahasiswinya dibekali ilmu untuk mengatur keluarga. Sedangkan di Bunda Produktif kami diarahkan untuk mengenali jati diri dengan menggali passion dan melakukan passion tersebut dengan bahagia. Di Bunda Saliha, mahasiswinya dibekali lagi ilmu yang berbeda. Ilmu untuk berempati pada keadaan sekitar dan menjadi solusi untuk masalah. Menjadi agen perubahan begitu mottonya. Ya, kami diberi lingkungan untuk menjadi changemaker. Every mother are…