Kelas kupu-kupu minggu kedua. . . Saat kami diminta untuk mengukur kemampuan baik sebagai mentor maupun mentee. Aku, karena peranku sebagai mentee, aku belajar untuk mengetahui seberapa kenal aku dengan ilmu ini. Lalu, aku belajar mentoring darinya. Dari Mbak Nuni. Mbak Nuni, dialah mentorku. Yang dengan sabar memberikan satu demi satu pertanyaan untukku. Apa, siapa, mengapa, bagaimana? Ada pertanyaan yang dengan mudah kujawab. Karena sudah kulakukan. Ada pertanyaan yang membuat aku terdiam. Pertanyaan ini tak pernah terpikir olehku. Membuatku bertanya pada diriku sendiri. Mengharuskanku menyelami hati ini. Aha, aku tahu posisiku sekarang, ternyata disini, disinilah aku berada. Berdiri di salah satu tangga pertanyaan yang dibuat oleh mbak Nuni. Mbak Nuni, dialah mentorku. Yang bertanya tanpa menghakimi. Sesekali berempati dan memuji. Khas mentor yang ahli. Tak heran, karena dia seorang psikolog. Mbak Nuni, dialah mentorku. Yang bisa memahami kondisi satu sama lain. Waktu online yang berbeda membuat kami tak bisa video call sesuai anjuran. Fleksible, dia gunakan chat WA untuk mengenalku. Untuk melihat seberapa jauh aku sudah berjalan. Tak mengurangi esensi untuk mengenal satu sama lain. Mbak Nuni, dialah mentorku. Yang membantuku mengurai benang kusut sekaligus mengajariku apa itu mentor. Aku yakin, perjalananku akan bermakna bersama mentorku, Mbak Nuni. Aku…
Selamat hari Jumat di Bulan Ramadhan. Alhamdulillah sudah memasuki puasa hari ke-16. Semoga puasa kita lancar dan mendapat berkah. aamiin. Bulan ini, di kelas bunda cekatan, kami memasuki kelas kupu-kupu. Minggu ini kami diminta untuk menjadi mentor sekaligus mentee. Bagi saya menjadi mentee sungguh membahagiakan karena akan mendapat pengalaman dan pembelajaran dari yang ahli. Tapi untuk menjadi mentor, ragu sempat menyerang? mampukah saya? Apa kealian saya? Maukah mentee menerima saya sebagai mentor?, dll. Pada akhirnya saya memilih untuk berbagi tentang bermain bersama anak secara spontan, karena itulah yang saya lakukan bersama anak-anak 6 tahun ini. Dan metode bermain seperti inilah yang saat ini cocok untuk saya dan anak-anak. Namun, karena tak ada yang melirik, saya merubah deskripsi profile menjadi ibu yang menemani anaknya sekolah di rumah karena anaknya tak mau sekolah di usia 4 tahun alias homeschooling usia dini. Perjalanan mencari mentor Mentor saya seorang psikolog dengan fokus belajar pengendalian pikiran. Saya lamar menjadi mentor setelah saya ditolak 3 kali oleh mentor yang fokusnya pada pendidikan anak dan tumbuh kembang anak. Saya mulai berpikir, saat saya mulai beralih pada pendidikan anak, mengapa pada akhirnya saya mendapat mentor dengan fokus belajar pengendalian pikiran? Apakah saya diarahkan untuk belajar kembali tentang menajemen…