Belajar Pola Asuh Ramah Otak
Aktivitas / 16 Juli 2019

Buku itu berjudul “Membangun Karakter Anak Melalui Brain-Based Parenting (Pola Asuh Ramah Otak)”. Buku yang menjadi bahan diskusi kegiatan Sinau Buku Sabtu, 13 Juli 2019 lalu. Sinau Buku adalah klub buku yang digagas oleh mbak Nurul. Seorang sahabat, penggerak literasi dan pendidikan anak usia dini. Beliau juga pernah mengajar di sekolah dengan metode Brain-Based Parenting, seperti buku yang sedang dibahas. Mbak Nurul menjelaskan bahwa tujuan dibukanya klub buku ini adalah untuk mengembalikan kita ke buku. Buku sebagai referensi utama meski tersebar informasi di media sosial maupun di internet. Juga untuk saling bertukar pendapat mengenai tantangan pengasuhan di keluarga masing-masing. Sabtu kemarin adalah pembukaan klub buku tersebut. Dibuka mbak Nurul dengan membahas buku di atas, “Membangun Karakter Anak Melalui Brain-Based Parenting (Pola Asuh Ramah Otak)”. Setelah memposting foto dengan keterangan kegiatan, banyak yang meminta saya sharing kegiatan tersebut. Jadilah, hari ini saya coba tulis disini. Hanya saja, saya belum membaca bukunya. Juga saya tak bisa menyimak keseluruhan materi. Jadilah apa yang saya ingat saja yang akan saya tulis disini. Semoga tetap bermanfaat yaa. ?? Jadi pola asuh ramah otak itu yang seperti apa? Sebelum membahas itu, mari kita kenali otak anak dan bagian-bagian otak. Jadii, anak sudah membawa seratus ribu sel…

Cara Membatasi TV dan Gawai untuk Anak
Lain-lain / 11 Juli 2019

Setiap kondisi yang dipilih tentu ada konsekuensi yang harus dihadapi. Pun ketika orang tua memutuskan untuk screen diet, ada konsekuensi yang harus dihadapi. Apa itu? Orang tua harus membuat kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Melebihi ketertarikan dan kesenangan anak dengan televisi maupun gawai. Kesabaran sudah pasti jadi bahan bakar utama. Namun, kreativitas, waktu, tenaga, dan dana juga tak kalah penting. Saat memposting kegiatan bersama anak terlebih saat membuat kerajinan, percobaan atau DIY, ada teman yang bertanya, ” Masih sempet bebikinan ya sama anak? Gimana caranya? “ Saya sebenarnya juga tak tahu jawabannya. Kegiatan yang saya buat untuk anak-anak sebenarnya hanyalah untuk mengalihkan mereka dari tv dan gawai. Hanya sesekali saya selipkan pengetahuan dasar. Saya juga ibu biasa. Manusia biasa. Bahkan beberapa waktu lalu, saya pernah sedang merasa benar-benar malas bermain bersama anak. Akhirnya ada waktu dimana saya membiarkan anak-anak tanpa aturan nonton tv dan gawai. Perasaan saya? Tentu campur aduk. Ada pergolakan batin antara kebutuhan saya untuk “istirahat” dan dampak yang harus diterima anak-anak ketika terlalu banyak screentime. Saat saya melihat mata anak kedua saya ada yang aneh ketika melihat tv. Saat itu juga saya memutuskan untuk menghentikan kegalauan saya. Dan kembali menguatkan diri untuk kembali membatasi penggunaan…