Apakah anak-anak sering bertengkar atau sering berebut? Pertanyaan itu beberapa kali saya dapati. Jawaban saya? TENTU. Anak-anak sering kali bertengkar dan berebut. Sering terjadi konflik atau biasa disebut sibling rivalry. Bahkan bisa beberapa kali dalam sehari. Mungkin pertanyaan itu timbul karena saya lebih banyak mengunggah tentang mereka dalam keadaan sweet satu sama lain dibanding saat mereka bertengkar. Sebenarnya, alasan saya mengunggah hal yang baik-baik saja tentang anak-anak adalah jarang bisa dapat foto ketika mereka bertengkar ?. Tak sempat mendokumetasikan. Sibuk menenangkan atau mengalihkan perhatian. Juga sedang berlatih untuk hidup lebih positif. Dengan mengunggah hal positif saya belajar untuk fokus saja pada yang positif walaupun mungkin banyak yang negatif. Tapi namanya sedang belajar, sering lupanya. ? Nah, kembali lagi ke topik ya. Tentang anak-anak yang sering bertengkar. Ya anak-anak sering sekali bertengkar, berebut dan beragumen. Lebih-lebih saat Arfa, si Adik, mulai menginjak usia 2 tahun. Mungkin karena dia mulai masuk usia egosentris. Masuk usia terrible two. Kalau sebelumnya dia bilang iya-iya saja saat kakaknya meminjam barang miliknya, kini dia tak mau bahkan kadang mengklaim sesuatu adalah miliknya. Padahal bukan. Kalau dulu diminta minta maaf saat merusak mainan kakaknya atau mengganggu kakaknya, dia langsung minta maaf. Kini dia sering bilang tak mau. Butuh dibujuk….
Duh, nulis apa ya hari ini. Kemarin malam sempat kehabisan ide untuk menulis. Nah, pagi tadi, ada 2 ide yang berseliweran. Ide A dan ide B. Sepertinya ide A terlebih dahulu yang akan saya tulis. Jangan tanya ide B nya apa ya. Karena khawatir besok tak jadi ditulis. Hehe. Nah, ide A adalah menulis kegiatan anak-anak hari ini. Anak-anak lagi? Semoga tidak bosan ya. Karena sumber inspirasi utama saya memang anak-anak. ? Apa kegiatan anak-anak hari ini? ” Menyelamatkan Hewan yang terjebak dalam es” begitulah proyek kecil ini saya beri nama. Permainan yang sebenarnya sudah tak asing untuk Akhtar. Namun baru untuk Arfa. Ya, Akhtar pernah memainkannya 2 kali. Di awal usia 2 tahun dan di akhir usia 2 tahun. Tiba-tiba terlintas saja ide itu tadi malam. Sepertinya seru main es yang dingin di tengah cuaca panas yang beberapa hari ini setia menemani hari-hari di Kudus. Bagaimana cara membuatnya? Saya siapkan bahannya tadi malam. Harapannya ketika siang, anak-anak mulai bosan, saya beri mainan itu. 1. Menyiapkan bahan yaitu wadah, mainan hewan dari plastik, air 2. Menuang air ke dalam wadah 3. Taruh mainan di dalam wadah 4. Dinginkan di freezer agar beku Pagi menjelang siang ketika anak-anak sudah mulai bosan,…
Dua hari yang lalu, tepatnya hari Ahad tgl 24 Februari 2019 saya dan Akhtar ikut kegiatan yang diadakan oleh Sanggar Sains Kudus. Masih dengan alasan yang sama ketika kami ikut kegiatan Yuk Main Kudus. Iya, mencarikan kegiatan yang cocok untuk Akhtar. Paling tidak 2 minggu sekali. Baca: Kegiatan Akhtar Bersama Yuk Main Kudus Tepat 2 minggu setelah kegiatan Yuk Main, ada kegiatan yang diadakan oleh Sanggar Sains. Dengan minta pendapat suami terlebih dahulu, sayapun mendaftar. Akhtar bersemangat sekali ikut kegiatan. Malam harinya dia menurut saja diminta bobo lebih awal. Biasanya tak mau. Paginya dia minta segera berangkat agar tak terlambat. Ketika diajak berbelanja ke pasarpun dia minta saya untuk bersegera. Akhtar sudah tak sabar berangkat. Kegiatannya apa saja sih? Beberapa bulan yang lalu, kami pernah ikut kegiatan Sanggar Sains dengan kegiatan di peternakan sapi perah. Di sana kami melihat sapi, cara memerah susu sapi, dan pengolahan susu sapi. Nah, untuk Ahad kemarin, kegiatan kami adalah membuat celemek anak dengan organ-organ dalam tubuh manusia untuk para mama. Tujuannya adalah agar anak-anak lebih tertarik belajar organ tubuh. Tidak lagi terlihat takut dan geli seperti jika kita melihat di video atau patung. Sedangkan anak-anak melakukan percobaan sederhana berkaitan dengan tubuh. 1. Kegiatan Para Mama…
Teringat aku waktu itu, 5 Desember 2016. Kamu lahir ke dunia. Tangisanmu membuat kami bahagia. Ya, setelah 9 bulan kamu di perut mama. Tiga hari kita menginap. Di hari kita seharusnya pulang, dokter bilang lewat perawat bahwa kamu kuning. Dua belas, itu angka bilirubin kamu. Perawat bilang dokter menyarankan disinar. Artinya kamu harus menginap lebih lama dibanding mama. Pecah hati mama memikirkan kamu tinggal sendirian di rumah sakit. Ku perah ASI untukmu, tetapi kata perawat tak akan cukup. Harus ditambah sufor. Galau hati mama. Insting mama berontak. Tak rela jika kau harus minum sufor diusiamu yang baru hitungan hari. Mama telp dan whatsapp teman mama yang mama ingat memiliki riwayat sama sepertimu. Dengan nilai bilirubin yang sama, anak teman mama tak diminta untuk disinar. Kembali mama berikhtiar dengan berselancar di internet. Banyak sumber yang mengatakan 12 bukan angka yang mewajibkan anak untuk disinar. Mama minta untuk membawamu pulang. Tanpa berpikir jahitan yang belum pulih betul, mama mondar-mandir ke ruang sinar, administrasi, dan ruang rawat dengan gusar dan kadang dengan nada tinggi berbicara dengan para perawat. Mama marah, mama kecewa, mungkin juga karena perubahan hormon pasca melahirkan. Akhirnya kamu pulang. Ikhtiar mama agar kamu tak kuning lagi adalah menyusuimu sesering mungkin….
Arfa, begitu biasanya kami memanggil si kecil ini. Anak imut yang berusia 2 tahun 2 bulan. Anak yang sedang proses disapih. Anak ceria yang lucu dan menggemaskan. Anak yang lembut hatinya. Dia lahir ketika kakaknya berusia 2 tahun 9 bulan. Sering kali Arfa bayi harus menunggu lebih lama ketika menginginkan untuk digendong atau minta ASI. Ya, menunggu saya menenangkan atau memenuhi kebutuhan kakaknya terlebih dulu. Semenjak kecil dia sudah terbiasa menunggu. Ah, saya merasa bersalah jika mengingat itu. Ketika kami hanya bertiga di rumah. Saya, bayi, dan anak 3 tahun. Tuntutan menjadi ibu 2 anak balita membuat saya menurunkan standar pengasuhan. Apalagi karakter kedua jagoan saya ini juga berbeda. Jika dulu kakaknya mpAsi saya buatkan sendiri dengan bahan-bahan pilihan, saya tak bisa melakukannya untuk Arfa. Sesekali makanan saya buatkan. Namun, seringkali dia makan bubur organik yang kami belikan di dekat rumah kami dulu di Bekasi. Akhtar baru mengenal gula dan garam setelah usianya 1 tahun lebih. Cemilan kebanyakan irisan buah atau saya bikinkan sendiri sampai hampir umur 2 tahun. Arfa kecil bahkan sudah mengenal gula, garam, dan cemilan yang dibeli menjelang usianya 1 tahun. Walaupun kami tetap menerapkan aturan makan untuk Arfa, namun standarnya jauh di bawah Akhtar….
Masih seputar buku yang saya baca beberapa waktu lalu Menjadi Ayah Pendidik Peradaban karangan ust Adrianto Rusfi, Psi. Entah bagaimana buku ini termasuk buku yang cukup berkesan bagi saya. Bahkan setelah membaca buku lain. Terbukti 3 tulisan saya di blog ini memuat materi yang ada dalam buku itu. Termasuk tulisan ini. Mungkin karena cara penyampaiannya yang sesuai dengan selera saya dan materinya yang cukup berbeda dari biasanya. Ya, tentang keayahan. Buku yang fokus membangun kesadaran ayah untuk kembali ke rumah. Bukan hanya sekedar memberi nafkah. Namun terlibat dalam setiap denyut nadi rumah tangga sebagai ayah. Nah kali ini saya sedang ingin menyoroti tentang tulisan di atas (gambar). Di paragraf-paragraf awal tentang operating system keluarga. Tentang peran dalam kehidupan. Disana disebutkan bahwa kebanyakan dari kita, orang tua, terjebak dengan target-target. Target untuk hafal Al Quran, target untuk menjadi pemimpin seperti Al Fatih, target untuk menjadi sesuatu yang menurut ukuran dunia WOW. Padahal belum tentu peran seperti itulah yang dimiliki anak dalam peradaban. Ada peran-peran lain yang mungkin tidak populer padahal bisa jadi lebih baik. Dalam buku dicontohkan peran sebagai Bilal. Selama baik dan membawa ke surga Allah, kenapa tidak? Saya juga sering menulis tentang peran di depan dan di belakang panggung…
Akhtar dengan kostumnya. Selang vacuum cleaner yang dililit dipinggang. Sabuk pengaman katanya. Entahlah maksudnya bagaimana. Beberapa kali saya tanya mengapa dipakainya, dia bilang karena suka aja. Sama persis ketika dia menggunakan sandal sengklen alias sandal tak sama antara kanan dan kiri. Pun digunakan dibeberapa kegiatan yang kami datangi. Tentu mengundang pertanyaan dari beberapa orang. Semakin kesini ,Alhamdulillah, kami orangtuanya semakin terlatih untuk menjawab dengan santai. Yah begitulah Akhtar dengan segala keunikannya. Apa kami (orang tua) tidak mencoba melarang? Semakin kesini kami memang tak banyak melarang. Sebatas bertanya mengapa dia melakukan itu. Pada akhirnya, kami merelakan anak-anak memakai apa yang membuat mereka nyaman dan senang selama tidak mengganggu orang lain dan tidak melanggar aturan agama dan norma yang berlaku. • Memakai sabuk vacuum cleaner tidak merugikan orang lain bukan? • Memakai sabuk vacuum cleaner tidak melanggar aturan agama dan norma bukan? Tidak membuat aurot anak terbuka misalnya? Jika kedua jawaban tersebut adalah tidak, maka kami biarkan anak-anak (dalam hal ini Akhtar) menggunakan apa yang dia inginkan. Ya, kami berlatih menjadikan 2 aturan di atas sebagai standar untuk memperbolehkan atau tidak memperbolehkan anak melakukan sesuatu. Agar kami juga memiliki batasan untuk melarang anak. Melarang anak bukan karena selera kami, juga bukan…
Gigi geraham bungsu itu apa sih? Gigi geraham bungsu adalah gigi geraham ketiga yang biasanya tumbuh diakhir umur belasan atau diawal umur 20an. Pada manusia, gigi geraham pertama biasanya tumbuh diumur 6 tahunan, geraham kedua tumbuh diumur 12 tahunan sedangkan geraham ketiga atau gigi geraham bungsu ini sebenarnya tumbuh di usia sekitar 10 tahun tetapi karena keterbatasan tempat, biasanya baru keluar diusia 20an. Nah, kenapa sih saya bahas gigi geraham bungsu? Jadi ceritanya dua hari lalu gigi geraham bungsu saya diambil alias dioperasi. Karena posisinya yang tertanam di gusi. Si gigi tak mau keluar sampai sekarang usia saya 29 tahun. Pikir saya selama ini si gigi mau tumbuh setiap kali geraham saya bengkak. Ternyata bukan bengkak karena mau tumbuh tetapi bengkak karena infeksi terkena sisa-sisa makanan yang nyempil disela-sela gigi. Nah, beberapa minggu yang lalu setelah bengkak, gusi saya berdarah dan tak berhenti. Siapa yang tak takut mulutnya tiba-tiba penuh darah? Makan dan minum pun rasanya tak enak. Pergilah saya ke dokter gigi. Dan ya, dokter langsung mendiagnosis gigi bungsu saya tertanam dan tak bisa keluar. Dibuktikan dengan foto rongent yang membenarkan kata dokter. Bahkan tak hanya 1 tetapi keempat gigi bungsu saya tumbuh dengan tak semestinya. Jalan satu-satunya yang…
Hari minggu kemarin saya dan Akhtar ikut acara playdate YukMain Kudus. Seruuu sekali dan bagi saya mengagetkan. Mengapa? Karena tanpa disangka Akhtar sangat antusias dan berani. Kami memang sedang mencari kegiatan nonformal untuk Akhtar. Karena sepertinya Akhtar sedang butuh bersosialisasi. Alhamdulillah Allah memberi informasi tentang playdate ini melalui mba Nurul. Terima kasih ya mba. ? Jadi Apa Saja Kegiatannya? Ini adalah kali pertama kami mengikuti acara ini. Sedangkan komunitas ini sepertinya sudah berdiri sejak 3 tahun yang lalu. Nah, playdate kemarin (Ahad, 10 Februari 2019) mengangkat tema tentang Literasi Keluarga. Sebenarnya ini untuk grade 3 (usia 9 – 11 tahun) tetapi berdasarkan informasi dari mba Nurul usia 5 tahun boleh ikut. Karena usia yang tak masuk kriteria membuat saya tak banyak ekspektasi. Kalaupun nanti dia bosan atau bagaimana ya sudah, kami pulang. Ternyata anaknya enjoy. Dia mau bernyanyi, mau bergabung dengan teman-teman yang lain (yang usianya jauh di atasnya). Sayapun lega dan memisahkan diri dari kegiatan anak-anak untuk ke ruangan parent corner. Di parent corner kami berdiskusi tentang literasi keluarga. Tentang minat baca dan menulis dengan narasumber mba Fadlillah Rumayn. Seorang penulis dan pemilik rumah baca. Sangat relevant dengan saya yang bercita-cita memiliki rumah baca dan juga sedang meningkatkan kemampuan menulis saya. Beberapa dari…
Siapa yang suka nonton Sky Castle seperti saya? ? Dua hari lalu drama korea ini tamat. Artinya tak ada lagi penasaran dan menunggu drama ini tayang setiap Jumat dan Sabtu (kita di Indonesia biasanya nonton di Sabtu dan Minggu menunggu subtitle). Jadi apa sih istimewanya drama ini? Jujur, awalnya saya tak tertarik dengan drama ini karena pemainnya kurang terkenal dan para pemain terlihat sudah senior. Tenggelam dengan drama-drama lain dengan pemain terkenal dengan visual baik seperti Encounter, Clean with Passion for Now, dll. Suatu saat ada seorang teman yang membuay story di IG tentang Sky Castle dan hubungannya dengan parenting. Membaca tentang parenting membuat saya langsung searching dan menonton episode demi episode. Dan yaaa, istilah “don’t judge a book from its cover” sepertinya cocok untuk drama ini. Kisah tentang keluarga yang hidup di Sky Castle. Sebuah kompleks perumahan elit yang dihuni oleh penghuni dengan pekerjaan yang dianggap elit seperti dokter, dosen, dan pengacara. Cerita berpusat pada 4 keluarga kaya yang tinggal disana. Para orang tua di Sky Castle termasuk 4 keluarga teesebut merupakan orang tua yang menitipkan mimpi untuk anak-anaknya. Seperti membuat keluarga dokter 3 generasi dan membuat anak-anaknya berada pada puncak tertinggi seperti di piramida. Merekapun melakukan segala cara…